Francis dari Assisi adalah seorang santo abad ke-13, selain terkenal karena doanya yang luar biasa maka ia juga terkenal karena gaya hidupnya yang sederhana. Gema dan getar hidupnya begitu terasa tak hanya pada zamannya namun sampai kepada generasi berikutnya. Ia mempunyai kasih yang mendalam kepada orang miskin dan memperbaiki banyak kapel Italia yang sudah rusak dan tak layak digunakan lagi. Namun apa yang orang tidak tahu tentang keberadaannya yang lain, yaitu bagaimana ia menghabiskan sebagian besar waktunya. Ternyata waktu yang ia miliki banyak dipergunakan untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan di dalam doa. Meskipun dia memiliki masalah mata, perut, limpa dan hati secara serius namun kesempatan mengukir kehidupan bersama Sang Ilahi menjadi sesuatu yang tak pernah terlewatkan. Kebanyakan orang melupakan Tuhan sepanjang hari dan pada malam hari baru mereka datang kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk mengingat dan menjaga kehidupan mereka.
Di dalam Mazmur 55:18, Pemazmur mengungkapkan tentang kebergantungan-Nya kepada Tuhan dalam segala situasi kehidupan dan waktu yang dijlani. Sehingga baginya Tuhan sangat layak untuk didatangi pada waktu petang, pagi dan siang hari. Ternyata menu utama dalam kehidupan agar kita selalu sehat adalah kesempatan mengukir hidup bersama dengan Sang Ilahi. Tak peduli betapa sibuk kita, dan beratnya masalah hidup kita saat ini. Sebab persekutuan dengan-Nya membawa kita untuk menemukan makna dan kekuatan yang baru.
Saya menemukan banyak orang yang tak cengeng dengan keadaan meski mengalami sakit yang sangat serius. Kadang saya bertanya kok bisa ya mereka kuat dalam situasi yang demikian? Ternyata jawabannya adalah karena mereka tahu apa itu hidup. Berapa pun panjangnya menjadi tak berarti namun penting bagi mereka untuk mengisinya dengan makna yang abadi. Waktu memang terus bergerak dan tak mungkin kita menahannya. Cepat atau lambatpun maka tiap-tiap orang akan berjumpa dengan Sang Pencipta, namun kepuasan mereka adalah bisa menjalani hidup di dunia dengan maksimal. Sepanjang nafas masih di kandung badan maka hidup menjadi pertandingan yang menyenangkan untuk membingkai diri dalam terang kasih Tuhan dan berjalan bersama-Nya dengan suatu kepastian. Jalan sulit tak menjadi masalah yang terlalu istimewa namun berjalan melaluinya secara benar menjadi bagian yang perlu dikerjakan dengan penuh sabar. Karena di dalamnya kita dibentuk untuk semakin mengenal dan bergantung dengan-Nya. Karena itu, ukirlah hidup bersama Sang Ilahi, yaitu Yesus Kristus Sang Nakhoda kehidupan.
Komentar
Posting Komentar