Langsung ke konten utama

"Greater Good" of Humanity

 
 
Auguste Comte berpendapat bahwa setiap manusia memiliki kehendak moral untuk melakukan kebaikan kemanusiaan tertinggi ("greater good" of humanity). 

Ia menyebutnya altruisme. Sebagai sebuah doktrin etis, altruisme bisa dipahami sebagai perbuatan mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri; kebalikan dari egoisme. Manusia secara alami diyakini punya hasrat dan inisiatif untuk berbuat baik.

Namun, Alkitab menyatakan sebaliknya.
Comte bisa sampai kepada pemikiran itu karena ia tidak punya kemampuan membaca isi hati manusia. Andai Allah memberimu kemampuan itu, engkau mungkin sudah kehilangan minat kepada manusia; jijik dan muak membaca isi hatinya.

Baik itu dosa masa lalu, rahasia tergelap, kemunafikan, niat jahat, iri hati, dengki, maupun kesombongan, tersembunyi dengan baik di sana. Setiap orang berusaha memastikan yang busuk-busuk ini tidak pernah diketahui siapa pun. Tapi, Allah tahu.
 
Di dalam dimensi waktu, semua pikiran, perkataan, dan perbuatanmu terekam dengan akurat. Semua terdokumentasi dengan rapi, menanti pertanggungjawabanmu kelak.
"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor," tulis Yesaya.[1] Inilah refleksi dari orang yang tahu diri, yang senantiasa memeriksa relung hatinya, ke dalam sisi yang tergelap dan tersembunyi.
Karena itu, jangan terburu-buru berpikir dirimu baik; merasa lebih baik dari orang sekelilingmu. Jangan tergesa-gesa berpikir hidupmu sudah suci; lebih suci dari kanan kirimu.

Setiap kali telunjukmu mengarah pada seseorang, sadarkah kalau tiga jarimu sedang mengarah padamu? Mengingatkanmu untuk memeriksa hatimu; tiga kali lebih sering, tiga kali lebih teliti, karena tiga Pribadi Allah melihat dengan jelas apa yang coba engkau sembunyikan di sana.
Coba periksa hatimu; lebih dalam lagi, makin dalam lagi. Apa yang engkau temukan di sana?

Penulis,
Yonghan

[1] Yes 64:6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara