Langsung ke konten utama

NASIB GEREJA DI AKHIR ZAMAN (bagian 3)


6) Langit yang baru dan bumi yang baru
Langit dan bumi yang kita kenal saat ini akan lenyap. Laut pun sudah tidak ada lagi saat itu. Setelah penghakiman Takhta Putih selesai, Allah kemudian menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru.[1]
Yesaya 65:17-18 (AYT)
Sesungguhnya, Aku menciptakan langit dan bumi baru, dan hal-hal yang dahulu takkan diingat lagi ataupun timbul di dalam hati. Oleh karena itu, bergembira dan bersukacitalah selama-lamanya dalam apa yang Aku ciptakan...
Mulai dari penghakiman Takhta Putih dan seterusnya, kita sepertinya tidak lagi akan terikat pada dimensi ruang dan waktu. Pernyataan "tidak ditemukan lagi tempat bagi mereka" mengindikasikan itu.[2] Ini tidak mengherankan mengingat Allah saat ini juga berada di luar dimensi ruang dan waktu.
Tapi, bagaimana memahami langit yang baru dan bumi yang baru ini tidak terikat oleh dimensi ruang dan waktu? No idea. Kita cuma yakin kalau itu akan terjadi secara harfiah. Tidak mungkin bisa dipahami oleh akal budi kita.
Sebagai gambaran atas keterbatasan kita, teknologi dan ilmu pengetahuan sudah bisa membawa manusia menginjak bulan. Tapi, tahukah Saudara kalau belum ada satu orang pun yang tahu di mana tepi alam semesta ini, sampai hari ini? Merasa pintar?  You better think twice, brother.
Kesulitan kita memahami hal-hal seperti ini mirip seperti kesulitan orang-orang di zaman Perjanjian Lama memahami nubuat kalau Mesias akan lahir dari perawan. "Apa maksudmu? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin itu BOLEH terjadi?" Tapi, seperti yang kita ketahui, itu terjadi apa adanya. Tepat dan sesuai dengan yang dinubuatkan.
Ada sekitar tiga ratus nubuat yang tergenapi secara harfiah terkait kedatangan Yesus untuk pertama kalinya. Dengan iman kita memahami kedatangan-Nya untuk pertama kalinya. Maka, dengan iman juga kita memahami kalau semua nubuat di kitab Wahyu pasal 21-22 akan tergenapi secara harfiah.
Iman adalah jaminan atas segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan. Sebab, oleh imanlah orang-orang zaman dulu memperoleh pujian. Oleh iman, kita mengerti bahwa alam semesta diciptakan dgn firman Allah. Jadi, apa yang kelihatan tidak terbuat oleh apa yang kelihatan pula.[3]
Bukan karena sudah paham, barulah kita beriman. "Iman adalah percaya kepada sesuatu yang kita tidak lihat. Upah dari iman adalah: melihat apa yang kita imani," simpul Agustinus.
Bumi yang baru ini adalah “surga” di mana kita akan menjalani kekekalan. Kota yang kudus, Yerusalem Baru, turun dari langit, dari Allah. Kota ini disiapkan bagaikan pengantin perempuan yang telah berdandan untuk suaminya.
Yes 65:18-19, 24-25 (AYT)
“...Aku menciptakan Yerusalem menjadi sebuah sukacita, dan penduduknya sebuah kegembiraan. Aku akan bersukacita di Yerusalem dan bergembira dalam umat-Ku. Takkan terdengar lagi di dalamnya suara ratapan dan suara tangisan.

...sebelum mereka berseru, Aku akan menjawab. Ketika mereka berbicara, Aku akan mendengar. Serigala dan anak domba akan makan bersama-sama, singa akan makan jerami seperti sapi, debu akan menjadi makanan ular.

Mereka takkan berbuat jahat atau membinasakan di seluruh gunung-Ku yang kudus,’ demikianlah firman TUHAN.’”

Kemudian, Rasul Yohanes mendengar suara yang keras dari takhta berkata, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia. Ia akan tinggal di antara mereka dan mereka akan menjadi umat-Nya. Allah sendiri akan ada di antara mereka dan menjadi Allah mereka.
Ia akan menghapus setiap air mata dari mata mereka. Maut takkan ada lagi. Takkan ada lagi perkabungan, tangisan, ataupun rasa sakit, karena yang lama sudah berlalu."
Yehezkiel 43:7-9 (AYT)
“...inilah tempat takhta-Ku dan tempat tumpuan kaki-Ku. Di sana Aku akan tinggal di tengah-tengah bangsa Israel selama-lamanya.

Keturunan Israel takkan lagi menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka maupun dengan mayat-mayat raja-raja mereka di tempat-tempat tinggi mereka, dengan memasang ambang pintu mereka di samping ambang pintu-Ku dan tiang pintu mereka di dekat tiang pintu-Ku, dengan tembok saja di antara Aku dan mereka. Mereka telah menajiskan nama-Ku yang kudus dengan kekejian-kekejian mereka yang telah mereka lakukan. Demikianlah Aku telah membinasakan mereka dalam kemarahan-Ku. Sekarang biarlah mereka menjauhkan persundalan mereka dan mayat-mayat raja-raja mereka dari Aku.

Aku akan tinggal di tengah-tengah mereka selamanya.


Ia yang duduk di takhta itu berkata, "Lihatlah, Aku menjadikan semuanya baru!" Kata-Nya lagi, "Tulislah ini karena perkataan-perkataan ini dapat dipercaya dan benar."
Allah kemudian berkata kepada Rasul Yohanes, "Sudah selesai! Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Aku akan memberikan minum kepada setiap orang yang haus dari mata air kehidupan secara cuma-cuma.
Ia yang menang akan mewarisi semuanya ini. Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
Akan tetapi, mereka yang pengecut, yang tak beriman, yang menjijikkan; seperti halnya para pembunuh, para pelaku penyimpangan seksual, tukang sihir, pa ra penyembah berhala, dan semua pendusta, akan mendapat bagian mereka dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Inilah kematian kedua."[4]
Di dalam Yerusalem Baru ini, tidak ada Bait Suci di dalamnya. Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang akan menjadi Bait Sucinya. Demikian juga Anak Domba itu.[5] Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya. Kita akan beribadah kepada-Nya.[6]
Kita akan melihat wajah-Nya. Nama-Nya akan tertulis di dahi kita.[7] Sukacita abadi meliputi kita. Kegirangan dan sukacita akan memenuhi kita. Kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.[8]
Berbentuk bujursangkar,[9] Yerusalem Baru terletak di atas sebuah gunung yang besar dan tinggi.[10] Tembok kotanya besar dan tinggi. Tembok ini mempunyai dua belas batu dasar, yang di atasnya tertulis kedua belas nama rasul.[11]
Pintu gerbangnya ada dua belas buah, masing-masing sisi memiliki tiga gerbang. Di atas pintu-pintu gerbang ini ada dua belas malaikat. Di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.[12]


Yehezkiel 48:35 (AYT)
“Panjangnya sekeliling kota sembilan ribu meter (18,000 cubits, ESV). Mulai dari sekarang, nama kota itu adalah ‘TUHAN ADA DI SANA.’”

Kota ini tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya. Yesus Kristus adalah lampunya.[13] Yerusalem Baru akan dipenuhi dengan kemuliaan Allah. Cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.[14] Jalan-jalan kota itu terbuat dari emas murni bagaikan kaca bening.[15]

Yesaya 60:11, 16-21 (AYT)
“Pintu-pintu gerbangmu akan selalu terbuka, takkan ditutup, baik siang ataupun malam, sehingga orang dapat masuk membawa kekayaan bangsa-bangsa kepadamu, diiringi oleh raja-raja mereka.
...
Kamu akan mengisap air susu bangsa-bangsa, kamu akan meminum susu raja-raja. Maka, kamu akan tahu bahwa Aku, TUHAN, adalah Juru Selamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuasa dari Yakub.

Sebagai ganti tembaga, Aku akan membawa emas. Sebagai ganti besi, Aku akan membawa perak. Sebagai ganti kayu, tembaga. Sebagai ganti batu, besi.

Aku akan menjadikan kedamaian sebagai penjagamu dan kebenaran sebagai pengawasmu. Kekerasan takkan terdengar lagi di negerimu, ataupun kehancuran dan keruntuhan di daerahmu. Kamu akan menyebut tembok-tembokmu ‘Keselamatan’ dan pintu-pintu gerbangmu ‘Pujian.’

Matahari takkan lagi menjadi terangmu pada siang hari, ataupun cerahnya cahaya bulan memberimu terang pada malam hari. TUHAN akan menjadi terangmu yang abadi dan Allahmu akan menjadi kemuliaanmu.

Mataharimu takkan terbenam lagi, ataupun bulanmu akan lenyap. Sebab, TUHAN yang menjadi terangmu yang abadi, dan hari-hari perkabunganmu akan diakhiri.

Maka, seluruh rakyatmu akan menjadi benar. Mereka akan memiliki negeri itu selamanya. Mereka adalah cangkokan yang Kutanam, buatan tangan-Ku, untuk menunjukkan kemuliaan-Ku.

Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan menghadap ke timur. Sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, mengalir menuju ke timur keluar dari bawah ambang pintu Takhta Allah dan takhta Anak Domba ini.[16]
Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak. Ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana menjadi hidup.
Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya akan menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.[17]
Saat ini, banyak buku populer yang mengisahkan perjalanan ke surga. Misalnya saja seperti “Heaven is for Real” karangan Todd Burpo. Ataupun “90 Minutes in Heaven” karangan Don Piper.
Apakah Allah sungguh-sungguh membawa mereka ke surga ataupun neraka, dan kemudian mengirimkan mereka kembali untuk memberitakannya kepada kita? Tentu saja tidak.
Pewahyuan Allah sudah berakhir di kitab Wahyu. Allah memakai Musa untuk menuliskan permulaan kisah-Nya dan memakai rasul Yohanes untuk menuliskan akhir kisah-Nya. A-Z sudah lengkap di Alkitab. Termasuk mengenai seperti apa surga itu kelak. Saudara sudah tinggal membacanya saja.
Semua kesaksian tentang surga ataupun neraka yang tidak bersumber dari Alkitab tidak mungkin datang dari Allah. Itu pasti datang dari Setan dan antek-anteknya.
2 Korintus 12:2-4 (AYT)
“Aku mengetahui seseorang dalam Kristus, yang empat belas tahun lalu telah dibawa ke surga tingkat tiga-- entah di dalam tubuhnya, aku tidak tahu; atau di luar tubuh, aku juga tidak tahu, Allah yang tahu. Dan, aku tahu bagaimana orang ini-- entah di dalam atau di luar tubuhnya, aku tidak tahu, Tuhanlah yang tahu-- ia diangkat ke Firdaus dan mendengar kata-kata yang tak terucapkan, yang tidak boleh dikatakan oleh manusia.”

Para pakar Alkitab sepakat kalau orang yang dimaksud Paulus di bagian ini adalah dirinya sendiri. Ini merupakan kesaksian dari pengalamannya sendiri. Karena kerendahan hatinya, ia menggunakan bahasa orang ketiga supaya tidak bisa digunakan untuk memegahkan dirinya.

Terlepas dari benar tidaknya orang yang dimaksud di bagian ini adalah Paulus atau bukan, ada prinsip kebenaran yang harus kita pegang baik-baik dari bagian ini. Kalaupun benar ada orang di zaman ini yang pernah diangkat ke Firdaus, orang itu pasti akan “mendengar kata-kata yang tak terucapkan, yang tidak boleh dikatakan oleh manusia.”

Karena itu, setiap orang yang bersaksi pernah dibawa ke surga ataupun neraka dan kemudian kembali lagi ke dunia ini untuk memberitakannya pastilah sedang berdusta. Mereka adalah antek-anteknya Iblis yang sedang menyamar menjadi pelayan-pelayan kebenaran.[18] Mereka adalah orang-orang yang dikutuk Allah.[19]
Jika Saudara mempercayai dan ikut menyebarluaskan kesaksian mereka, maka Saudara akan berakhir di neraka seperti mereka. Mereka adalah anjing dan babi yang dimaksud Petrus di surat 2 Petrus pasal 2.
2 Petrus 2:1,12, 17, 19-22 (AYT)
“Pada zaman dahulu, ada nabi-nabi palsu di antara umat Allah, seperti sekarang juga ada guru-guru palsu di antara kamu yang dengan sembunyi-sembunyi mengajarkan ajaran-ajaran yang merusak, bahkan menyangkal Tuhan yang telah menebus mereka sehingga mendatangkan kehancuran yang cepat atas diri mereka sendiri.
...
Guru-guru palsu ini seperti binatang yang tidak berakal, yang dilahirkan untuk ditangkap dan dibunuh; mereka menghujat apa yang tidak mereka mengerti, akan dibinasakan dalam kehancuran mereka sendiri.
...
Orang-orang ini seperti mata air yang kering dan seperti kabut yang disapu oleh badai. Kegelapan yang paling pekat telah disediakan untuk mereka.
...
Guru-guru palsu itu menjanjikan kebebasan, padahal mereka sendiri adalah budak dari kebinasaan. Sebab, apa pun yang telah menaklukkan seseorang, kepadanya orang itu diperbudak. Sebab, jika mereka telah dilepaskan dari pencemaran dunia yang jahat melalui pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus, tetapi kemudian kembali lagi kepada dunia yang jahat itu dan dikuasai olehnya, maka mereka akan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya.

Akan lebih baik jika mereka tidak pernah mengenal jalan kebenaran itu, daripada setelah mengenalnya mereka berbalik dari hukum suci yang sudah diberikan kepada mereka. Mereka adalah gambaran dari peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali kepada muntahannya sendiri’ dan ‘Babi yang telah dibersihkan, kembali lagi berkubang di lumpur.’”
Bahwa Saudara bisa mempercayai kesaksian para anjing dan babi ini justru menjadi bukti kalau Saudara belum di-lahirbaru-kan.[20] Karena belum di-lahirbaru-kan, maka Roh Kudus tidak berdiam di hati Saudara. Karena Roh Kudus tidak berdiam di hati Saudara, tak heran kalau tidak ada yang memimpin Saudara pada Kebenaran.[21]
"Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akn kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?" tanya Tuhan (Yer5:31)
Jika Saudara ingin mendengar suara Tuhan, Saudara cukup membaca Alkitab. Kenapa bukan suara Tuhan yang Saudara cari, tapi malah memilih mendengarkan suara para anjing dan babi ini?

Penulis,

Yonghan

[1] Why 21:1
[2] Why 20:11
[3] Ibr 11:1-3
[4] But as for the cowardly, the faithless, the detestable, as for murderers, the sexually immoral, sorcerers, idolaters, and all liars, their portion will be in the lake that burns with fire and sulfur, which is the second death. -Revelation 21:8, ESV
[5] Why 21:22
[6] Why 22:3
[7] Why 22:4
[8] Yes 35:10
[9] Why 21:16
[10] Yeh 40:2; Why 21:10
[11] Why 21:14
[12] Why 21:12
[13] Yes 60:19-20; Why 21:23
[14] Why 21:11
[15] Why 21:21
[16] Yeh 47:1,Why 22:1.
[17] Yeh 47:9-12
[18] 2 Kor 11:13-15
[19] Why 22:18-19
[20] Yoh 3:1-21
[21] Yoh 16:13-15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara