Dengan kondisi hati yang begitu kotor,
adalah anugerah kalau manusia masih tetap dibiarkan hidup sampai dengan hari
ini.
Yang Mahasuci malah berkenan memakai
"kain-kain kotor" ini melayani-Nya. Karena itu, yang sudah
terpanggil untuk melayani-Nya
hendaklah melakukannya dengan sungguh-sungguh dan setia, seremeh apa pun itu di
mata manusia.
Bisa diselamatkan adalah anugerah. Bisa
melayani adalah anugerah.
Bagi mereka yang sudah sungguh-sungguh
menyadari ketidakpantasannya menerima anugerah ini, biasanya juga akan bersungguh-sungguh
mengerjakan kehendak Allah sebagai amanat; bukan lagi opsi baginya.
Sudah tahu tidak pantas diselamatkan,
engkau toh tetap diselamatkan. Sekarang
sudah diberi amanah, engkau masih berani malas dan lalai mengerjakannya?
Yang sudah memulai tidak perlu
mencibir yang belum memulai; yang belum memulai tidak perlu berkecil hati terhadap
mereka yang sudah berlari. Waktu
Tuhan berbeda dengan manusia.
Samuel dan Daud dipanggil Tuhan sejak
masih muda. Abraham dan Musa dipanggil Tuhan ketika mereka sudah uzur. Beda-beda waktunya, tapi yang terpenting tetap
memuliakan Allah pada akhirnya.
Yang besar merangkul yang kecil; yang
kecil tidak perlu minder terhadap yang besar. Ekspektasi Allah berbeda-beda terhadap setiap
manusia.
Walau si A sudah menghasilkan 10, dengan
talenta yang Allah
berikan kepadanya, ekspektasi terhadapnya mungkin seharusnya 15. Karena itu, bukankah
si A masih "under expectation"
di mata Allah?
"Karena itu yang penting bukanlah
yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang
menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan
pekerjaannya sendiri," ungkap Paulus.[1]
Jika tidak ada yang menanam, maka tidak
ada yang bisa disiram. Jika tidak ada yang menyiram, buat apa repot-repot
menanam?
Kita semua, sama-sama hanyalah
"kain kotor" di hadapan Allah; sama-sama cuma “si hamba tidak berguna yang
melakukan yang memang harus dilakukan.”[2]
Ia harus semakin besar, tetapi kita harus semakin kecil.[3] Sebab segala sesuatu adalah DARI
Dia, dan OLEH Dia, dan KEPADA Dia: BAGI Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya![4]
Soli Deo Gloria.
Penulis,
Yoghan
Komentar
Posting Komentar