“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu !
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. “ Galatia 6:2
"Ayah aku ingin
meninggal saja, aku ingin pulang saja", kata Yu Yuan sambil menangis.
Jalan hidup seseorang memanglah berbeda-beda. Nasib malang dialami gadis asal
China tak berdosa ini. Sejak dilahirkan Yu Yuan sudah tak diinginkan keluarga kandungnya
dan tega membuang diri dia kala masih memerah di sebuah kebun. Salah seorang
pria berbaik hati mengangkat Yu Yuan sebagai anaknya.
Meski hidup serba
kekurangan, pria itu berhasil merawat serta membesarkan Yu Yuan dengan segala
keterbatasan dan kemiskinan. Yu Yuan tumbuh menjadi anak yang manis dan
penurut. Meski hidup dalam kemiskinan tak membuat Yu Yuan patah semangat dalam
belajar. Ia menjadi anak cerdas di sekolah, nilai sempurna selalu berhasil ia
peroleh. Pujian dari teman-teman dan tetangga pun ia dapatkan. Suatu ketika Yu
Yuan mengalami demam panas dan mimisan. Merasa kondisi tubuh anaknya tak normal
lantas sang Ayah membawanya memeriksakan diri ke dokter. Antrian pasien yang
panjang membuat darah terus mengalir dari Yu Yuan hingga sebaskom kecil penuh.
Akhirnya Yu Yuan dipersilakan untuk dipersilakan lebih dulu.
Betapa terkejutnya ayah
dan anak itu saat Yu Yuan divonis menderita Leukimia, kanker darah. Jika
diobati ditambah biaya pengobatan yang belum menjamin dia sembuh jumlahnya
terbilang fantastis yakni sekitar Rp 3 milyar. Menyadari kondisi keuangan sang
Ayah, Yu Yuan berbisik, "Ayah aku ingin meninggal saja, aku ingin pulang
saja", kata Yu Yuan sambil menangis. Bocah berusia 8 tahun itu lalu mampir
dan berfoto di sebuah studio. Wajah mungilnya nampak tersenyum ketika difoto.
"Ayah jika kau rindu aku pandangi saja foto ini", tambahnya. Di
tempat yang sama, salah seorang wartawan bertemu dengan Yu Yuan. Wartawan itu
sangat terharu setelah mengetahui kondisi yang dialami bocah cantik itu. Ia pun
menulis cerita tentang anak perempuan malang itu.
Pemberitaan Yu Yuan pun
menyebar ke seluruh dunia hingga dana yang dibutuhkan Yu Yuan terkumpul
melebihi dari yang dibutuhkan. Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit, Yu
Yuan sering bercerita pada sang wartawan Fu Yuan tentang keinginannya setelah
ia meninggal nanti. Tepat di tanggal 26 Agustus Yu Yuan meninggal dan
dimakamkan, gerimis hujan mengantar kepergian Yu Yuan serentak dengan tangis
haru semua orang yang mengenalnya. Sisa dana yang terkumpul untuk Yu Yuan
akhirnya disumbangkan pada 7 anak yang mengalami penyakit yang sama seperti Yu
Yuan. Satu bocah berhasil menjalani serangkaian operasi. Betapa besar hati Yu
Yuan, kebaikan hatinya menginspirasi serta membuat terharu siapapun yang
mengetahui kisah hidupnya. (Sumber : dream.co.id).
Kisah di atas adalah salah
satu diantara banyak kisah sedih yang kita dengar. Sebuah kenyataan yang terkadang susah untuk
kita mengerti. Bagaimana tidak, dia adalah
anak yang dibuang oleh orang tuanya, mengalami penyakit yang sangat ganas dan
mematikan. Namun di sisi yang lain dia
adalah anak yang cerdas dan di puji oleh tetangganya. Dia berhati mulia dan mengasihi orang tua
yang mengasuhnya.
Pertanyaan saya, kalau
seandainya anda adalah "Tuhan", apakah yang akan anda lakukan terhadap anak
tersebut? Anda pasti akan segera berkata aku akan menyembuhkannya dan
mempertemukan dia dengan orang tuanya, membuat anak tersebut menjadi tenar dan pintar – sehingga kejadiannya happy ending.
Kenyataannya tidak demikian, terus terang membaca kisah
di atas hati saya sangat sedih. Mungkin
kalau pertanyaan di atas diajukan kepada saya, maka saya akan menjawab dengan
jawaban yang sama. "Aku akan menyembuhkannya dan
mempertemukan dia dengan orang tuanya, membuat anak tersebut menjadi tenar dan pintar – sehingga kejadiannya happy ending."
Pertanyaan saya
kemudian, kalau seandainya Yu Yuan adalah tetangga saudara. Lalu apa yang
akan anda lakukan? Kita mungkin akan
segera berkata bahwa kita tidak dapat melakukan apa-apa selain daripada berdoa memohon
mujizat dari Tuhan untuk menyembuhkannya.
Memang terkadang secara spontan religius
kita muncul dan pandangan kita langsung mengarah kepada sang khalik, karena kita tahu
bahwa kita terbatas dan hal itu di luar kemampuan kita, hanya Tuhanlah yang
sanggup.
Paulus dalam surat Galatia 6:2 berkata, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu !
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. “
Hukum Kristus mengajarkan kita untuk menanggung beban
yang di alami oleh sesama kita. Dan
Kristus mengajarkan kepada kita melakukan hukum kasih dalam wujud yang nyata. Menolong sesama kita seperti kita mengasihi
diri kita sendiri.
Dan satu hal lagi yang Alkitab ajarkan bahwa “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi
TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Amsal 19:17.
Rupanya, tindakkan anda
yang berhati emas kepada yang lemah, membuat Tuhan seolah-olah berhutang kepada
Anda. Dan Dia akan membalas perbuatanmu
itu.
Karena itu, semasa kita diberikan umur dan kehidupan di dunia ini, berbuat baiklah kepada semua orang. Dan berilah pertolongan kepada mereka yang membutuhkan atau yang lemah. Dan yakinlah bahwa mereka yang melakukan kebaikan pada orang yang lemah akan mendapatkan balasan dari Tuhan.
Komentar
Posting Komentar