Langsung ke konten utama

Apa yang penting dalam Hidup?


 
Kesibukan yang kita jalani dalam hiruk-pikuk hari lepas hari membuat kita kehilangan kesempatan untuk mengambil waktu untuk merenung sejenak sebenarnya apa sih pentingnya hari-hari yang kita jalani? Kita bagun, makan, bekerja, berusaha, berkeluarga, sekolah, belajar, melayani dll, hingga tidur dan ketemu pagi lagi. sebetulnya ketika telah menjalani itu semua, apa sih yang paling penting dalam hidup ini? Ada orang bilang yang paling penting harta, ada juga yang berkata yang paling penting kuasa, dan ada yang berkata yang terpenting kesehatan, bahagia dll. Apakah itu yang terpenting? Banyak orang yang empunya harta tapi tidak bisa menikmatinya, punya kekuasaan tetapi tidak damai, punya kesehatan tetapi tidak mensyukurinya. Memang unik dan menarik ketika kita masuk lebih dalam kepada perenungan hidup ini.
Ada sebuah buku yang cukup laris terjual, dimana penulisnya berkata bahwa yang terpenting dalam hidup manusia adalah menemukan tujuan hidup. Sebab tujuan hidup menjadi penggerak seseorang untuk mengerjakan sesuatu, petunjuk bagi seseorang untuk melangkah kepada sasaran yang dituju. Tentu tujuan hidup yang dimaksud adalah bagaimana seseorang mempergunakan talenta, pelayanan, pekerjaan, kehidupan dll untuk kemuliaan nama Tuhan. Itu sebab tampaknya tidak cukup seseorang memiliki tujuan hidup tetapi harus memiliki makna hidup. Sebab tujuan tanpa makna sepertinya ada sesuatu yang kurang, ibarat kata hambar adanya. Makna tentu bukan hanya berbicara rasa tetapi juga berbicara tentang isi dari kehidupan seseorang, bagaimana ia mengisi hidupnya sebaik mungkin dengan hidup yang berkualitas dan benar dihadapan Tuhan serta sesama. Tanpa makna maka hidup yang kita jalani menjadi hidup yang kering, tidak berdampak, mudah layu, membosankan dan mati. Namun ketika seseorang bisa menemukan makna hidupnya, maka ada gairah yang baru, arah yang baru. Itu sebab biasanya seseorang yang baru bertobat menjadi sangat menggebu-gebu karena mereka telah menemukan makna hidupnya dan menjalaninya dengan sukacita. saya kira, perjumpaan dengan Tuhan Yesus, haruslah menjadi momentum bagi seseorang untuk menemukan makna hidup. Dalam hal ini peran dari seseorang yang dewasa rohani sangat penting. Ketika seseorang baru mengenal Yesus, ajarankan tentang firman Tuhan dan prinsip-prinsip penting tentang kehidupan kristen. Supaya tidak hanya semangat saja tetapi juga memahami ajaran yang benar. Untuk hidup yang dibangun dalam dasar iman yang kokoh dan bertanggungjawab. Karena itu bila kita sudah kuat maka kita perlu menolong yang masih lemah supaya mereka tidak jatuh. Namun kita pun harus selalu mawas diri dan awas agar tidak terjatuh dan menjadi lemah (Rm 15:1). Terkadang yang kuat ingin menguasai dan membiarkan yang lemah namun Alkitab meminta seseorang untuk menolong yang lemah. Itulah sejatinya makna hidup kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara