Langsung ke konten utama

Menemukan Makna Hidup

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Yakobus 1:9-11 



Konsep paradoks yang dikemukakan oleh penulis surat Yakobus, menjadi konsep yang sangat penting. Dalam hal ini ia mengemukakan tentang suatu keadaan bila seseorang yang berada di bawah lalu kemudian dalam proses waktu ia dibawa naik ke atas maka dia mestinya mengalami suatu keadaan yang disebut bermegah.  Bermegah bukan berarti sombong, angkuh dan over percaya diri namun bermegah dalam arti bersyukur dan bersukacita dalam kemegahannya itu. Ketika seseorang berada di atas tidak ada hebatnya, tidak ada istimewanya.  Keberadaan di atas adalah suatu anugerah, tak ada hebat di dalamnya sehingga sepatutnya ketika seorang berada di dalam jabatan, posisi, keberadaan yang tinggi dia tidak perlu menepuk dada dan berkata ini karena jasa dan usahaku.  Biarlah dengan keadaan yang diatas dia bersukacita dan memuliakan nama Tuhan serta menjadi berkat bagi sesama.  Kesadaran kita akan posisi itu penting tetapi bagaimana memaknai posisi yang diterima itu lebih penting.  Dunia menganggap posisi adalah segala-galanya sehingga tiap-tiap orang berlomba untuk mengejar, mencari dan mengusahakan posisi agar hidupnya nyaman, enak dan penuh kegembiraan.  Namun yang diajarkan Alkitab adalah bagaimana kita harus tampil sebagai orang yang megah dan penuh bijaksana.  Melaluinya kita bisa menemukan suatu makna dan tujuan Allah yang sangat penting melalui kita.  Dengan kita berada di atas mungkin saja Allah ingin membawa kita untuk melihat keagungan kasih-Nya dan menjadi pembawa sukacita bagi sesama.  Di dalamnya kita mempunyai kesanggupan, kemampuan, dan kepedulian menolong sesama untuk mengalami hidup megah yang Tuhan inginkan.  Kadang kita memiliki keinginan untuk menolong orang tetapi tidak punya kemampuan yang berarti namun dengan berada di atas kita dimampukan untuk menolong yang lemah.  Bagaimana mereka bisa hidup layak, hidup penuh sukacita, hidup dalam keadaan yang normal dan lepas dari beban yang berat.  Tidak ada yang salah dengan posisi di atas yang Tuhan percayakan namun salah bila seseorang mempergunakan dengan kesombongan dan kepentingan diri sendiri.

Konsep yang selanjutnya yang dipaparkan bahwa bagaimana seseorang yang ada di atas tiba-tiba turun dan berada pada posisi yang rendah.  Tentu dalam keadaan yang ada dibutuhkan kesiapan dan kematangan.  Melihat orang yang ada di atas tidak perlu disanjung-sanjung dan diperlakukan secara istimewa dan luar biasa.  Dan juga kita tidak perlu merasa rendah diri.  Keberadaan di atas atau kaya secara materi bukanlah menjadi ajang pertunjukkan dan membuat kita ciut, hidup terlalu istimewa, Allah memandang semua orang berharga dimatanya.  Sukacita orang kaya bukanlah saat memiliki banyak hartanya tetapi sukacitanya adalah ketika dia menemukan makna hidup, tujuan hidup dan berjumpa dengan pemilik hidup.  Ketika Tuhan membawa seorang yang ada di atas turun menjadi rendah, di dalamnya seorang percaya bisa menemukan sukacita, menempatkan diri sejajar dengan yang lainnya.  Ia sadar hidupnya tidak lebih dari yang lain.  Kelebihannya adalah harta kekayaan yang Tuhan percayakan yang sepatutnya dipergunakan untuk menolong yang lemah sehingga mereka mengalami kekuatan dan sukacita di dalam Tuhan. Dimata sang kuasa kita semua sama istimewanya, baik kaya maupun yang rendah.  Kita berada dalam titik nol dan kembali pada titik nol.  Alkitab menggambarkan tentang begitu rapuhnya hidup manusia sehingga digambarkan seperti bunga yang mekar namun ketika panas terik datang ia akan layu.  Dan juga digambarkan seperti orang yang sedang berusaha, ditengah usaha yang ia kerjakan ia ternyata menjumpai diri sudah tiada.  Kalau demikian apa yang dapat kita banggakan?  Maka penting bagi kita untuk menemukan makna hidup.  Bagaimana kita menciptakan suasana kekekalan di dalam kesementaraan.  Melakukan sesuatu yang berdampak kekal di dalam kefanaan.  Inilah yang seharunya menjadi gairah kita.  Kita terus berkarya, bertanding dan berlomba untuk melakukan sesuatu yang terbaik.  Menyandarkan diri sepenuhnya dalam hidup yang takut akan Tuhan.  Meminta pimpinan-Nya di dalam kehidupan yang kita jalani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara