Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Mazmur 33:18
Banyak kisah kehidupan yang bisa kita jadikan suatu bahan untuk menceritakan bahwa "Allah adalah Pribadi yang melihat hidup kita." Salah satunya kisah Ibu Des, yang saya baca dari buku "Mama Mia - Bouquet of Love, hal 72-82." Dikisahkan bahwa Ibu Des telah berkeluarga dan memiliki dua anak masih kecil. Suaminya meninggal karena ditabarak oleh seorang pengendara mobil yang tidak bertanggungjawab lalu melarikan diri. Melalui kejadian tersebut, karena ternyata suaminya berhutang kepada rentenir maka barang-barang yang ada dirumah diambil paksa oleh suruhan rentenir untuk membayar hutang-hutangnya. Yang kemudian membawa ia dan anaknya mengalami kesulitan dalam keuangan karena tidak ada yang mencari nafkah. Bakal kegigihan akhirnya ia bekerja sebagai cleaning service, lalu berganti menjadi pekerja rumah tangga dan akhirnya bekerja sebagai seorang yang memasak makanan khas Jawa Tengah. Kesulitan hidup ia telah kisahkan dalam buku tersebut bagaimana susah payahnya bekerja sebagai cleaning service yang harus berhadapan dengan kondisi toilet wanita yang sangat jorok dan bau serta ketika megalami PHK. Sukacita yang tak terhingga ketika menikmati gaji pertamanyanya dan membelikan makanan buat anak-anaknya dan bu Dian. Sebagai asisten rumah tangga ia harus bekerja meski si nyonya bersikap judes dan sang tuan bersikap tak sopan. Namun dalam kegelisahan hatinya Tuhan memberikan jalan keluar baginya.
Kisah seperti ini mungkin saja menjadi kisah kita juga yang setelah berada di atas kemudian jatuh lalu merangkak dari kehidupan bawah atau nol. Atau setelah jatuh kemudian ditimpa kemalangan yang tak terduga. Tak banyak orang bisa menerima kenyataan dan bisa hidup benar dalam kondisi yang demikian. Namun ternyata ada juga yang bisa bersikap teguh dan bersandar pada Tuhan serta pantang menyerah. Apakah dalam kondisi yang dialami, Allah tak melihat kita? Saya senang dengan Alkitab bahwa Allah melihat bahkan mata Tuhan tertuju kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Mata Tuhan melihat menembus semua batas-batas penghalang yang ada karena Dia tidak terkurung ruang dan waktu. Ada banyak pertanyaan yang muncul, kenapa dalam kesulitan yang begitu dalam Allah yang melihat itu tidak segera menolong? Mengapa Ia begitu tega melihat manusia menderita? Kalau Allah baik mengapa Ia membiarkan saya menderita? Ada banyak pertanyaan yang bisa kita sampaikan kepada-Nya. Namun tahukah kita bahwa di dalam Alkitab juga dikatakan bahwa mata TUHAN tertuju kepada mereka yang berharap kepada kasih setia-Nya atau kebaikan-Nya. Ketika kita mengharapkan kebaikan Tuhan, maka sisi kebaikan Tuhan itu bisa nampak dalam bentuk berkat yang menyenangkan namun kebaikan Tuhan juga bisa berwujud pencobaan-pencobaan yang dialami agar seseorang mengalami daya tahan, kekuatan dan kemenangan sehingga muncul sebagai seorang yang tahan uji. Tuhan ingin mengisi kita dengan sukacita yang berbeda, yaitu melihat kuasa Tuhan bekerja di dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita. Akhirnya kita bisa merasakan hangatnya kasih Tuhan dan eratnya pelukan tangan-Nya karena ternyata di dalam badai yang besar sekalipun kita tidak pernah sendiri karena Ia selalu berserta dan memimpin hidup kita. Karena itu jangan buru-buru menyerah dan menyalahkan Tuhan, bertahanlah dan kuatlah dalam perjuangan iman hingga hidup kita menjadi kesaksian.
Komentar
Posting Komentar