Langsung ke konten utama

Pentingnya Komunikasi



Sejak dahulu komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting. Baik secara verbal maupun non verbal. Allah sendiri adalah Allah yang berkomunikasi, "Baiklah Kita menjadikan manusia seturut dengan gambar dan rupa Kita." Kisah penciptaan dimulai dengan komunikasi diantara Allah Tritunggal. Di dalam pribadi Allah Tritunggal adanya suatu interaksi dan komunikasi yang sangat indah terjalin. Manusia adalah ciptaan yang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk memahami sesuatu yang Allah komunikasikan kepada-Nya sehingga di Taman Eden, Allah berkomunikasi dengan sungguh indah kepada manusia. Mulai dengan suatu mandat budaya agar manusia berkuasa atas ciptaan yang lain dan sampai kepada saat Allah memberi perintah kepada manusia untuk memelihara dan mengusahakan serta memberitahu tentang mana pohon yang boleh dimakan dan mana yang tidak. Ini sebetulnya memberitahukan kepada kita bahwa komunikasi bukanlah sesuatu yang baru ada kini namun sudah ada sejak dahulu kala. Saat berkomunikasi kita menemukan ada pesan yang disampaikan dan ada peran yang harus dijalankan. Komunikasi membuat kita bukan hanya belajar untuk berbicara tetapi belajar untuk mendengarkan dengan bijaksana. 

Sikap berbicara adalah sikap yang penting, mempergunakan kata-kata yang bisa dipahami dan mudah dimengerti serta bicaralah dengan sopan kepada tiap-tiap orang seturut dengan tarap usianya. Selain itu, mendengar adalah hal yang perlu dilakukan, jangan jadikan lawan bicara kita objek tetapi jadikan dia sebagai subjek yang memang sejajar dengan kita. Dia butuh didengarkan juga serta perlu interaksi dari kita. Itu sebab komunikasi yang indah adalah komunikasi antara dua orang yang saling berbicara dan saling mendengarkan. Berbicara adalah suatu pelayanan, namun mendengarkan juga adalah pelayanan. Dengan memberitakan telinga anda untuk mendengarkan kadang anda telah membuat seseorang merasa lega dan dihormati. Perbicaraan yang berkualitas tentu sangat diperlukan dan dibutuhkan. Bukan hanya banyak bicara, karena Alkitab menyatakan bahwa bila kita terlalu banyak bicara tanpa kualitas yang ada maka semakin banyak kata-kata, semakin banyak juga penyimpangan yang ada. Bila pembicaraan itu penuh kualitas maka akan membangun, dan memberikan dampak yang baik kepada seseorang. Karena itu berbicaralah dengan sebanyak mungkin orang dengan perkataan-perkataan yang benar, suci dan bertanggungjawab. Apapun media yang kita gunakan hendaklah dipergunakan untuk berkomunikasi dengan baik. Dosa memang telah mendatangkan rusaknya komunikasi antara manusia sehingga pada zaman Adam dan Hawapun komunikasi setelah jatuh dalam dosa cenderung untuk menyalahkan orang lain dan membenarkan diri sendiri. Kiranya kita terus belajar dan terus belajar, komunikasi itu penting namun awas perlu dan penting berkomunikasi dengan saling menghargai, menerima dan menghormati sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dalam keluarga, pelayanan dan di tempat kerja dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara