Langsung ke konten utama

Agenda Gereja

Ada satu hal yang tiba-tiba mengganggu pikiran saya yaitu pertanyaan mengenai sebetulnya apa sih agenda gereja? Yang lazim kita perhatikan dalam gereja masa kini, gereja sibuk dengan ogranisasinya, jumlah anggotanya dan acaranya yang spektakuler?  Tampaknya sajian gereja dalam kemasan yang demikian makin marak belakangan ini.  Ditambah lagi dengan penambahan aset pelayanan yang seakan menjadi suatu warna yang tak bisa ditiadakan seperti, kendaraan, gedung, peralatan-peralatan multimedia, soundsystem, dan ambulance serta rumah bagi pendeta atau gembala. Semua orang ingin menunjukkan kelasnya dalam lifestyle agar tidak ketinggalan jaman.  Uang yang dipergunakan untuk mengundang pembicara hebat, penyanyi rohani top dan pelayanan yang berbakat pun tak segan di raup dari kantong persembahan.  Namun yang menjadi miris tak sedikit gereja-gereja kemudian menjadi tutup hanya karena tidak bisa mengadakan fasilitas sedemikian itu. Karena itu sebetulnya gereja harus mengoreksi kembali agendanya agar tak salah jalan dalam membangun pelayanan.  Karena memang berbicara tentang agenda gereja adalah hadirnya bertujuan untuk hidup dalam kebenaran Tuhan.  itu sebab pada zaman rasul-rasul orang-orang percaya diajarkan kebenaran secara sungguh-sungguh.  Dan mereka sangat giat memberitakan kebenaran tanpa gentar kepada lawan.  Kebenaran menjadi warna yang dihidupkan, sehingga kebenaran itu bisa tiba di telinga pendengar dan mereka boleh menerima di dalam hatinya.  

Perlombaan mereka adalah bagaimana memberitakan kebenaran itu yang seharusnya sehingga mereka yang tersesat dalam pemahaman bisa kembali kepada terang kebenaran Tuhan. Ajaran yang salah membawa seseorang dalam kebimbangan, jalan yang salah, namun ajaran yang membenar membawa mereka kepada kehidupan dalam Tuhan. Karena itu gereja harusnya sadar betul dan terpanggil untuk memikirkan secara serius agar mimbar menjadi pewartaan yang maksimal.  Karena itu mimbar tak boleh menjadi alat transaksi, undang sana undang sini, asal pendeta itu top dan lancar beberbicara maka di datangkan sesuka hati tetapi biarlah kerinduan yang dalam akan pemahaman yang benar akan kebenaran menjadi semangat bersama. Bukan soal siapa yang meberitakan saja namun apa yang diberitakan menjadi sangat perlu sehingga tidak mengganggu kesehatan rohani umat yang dilayani.

Agenda juga yang tidak boleh kita lupa adalah untuk memperdalam persekutuan sebagai orang percaya dengan sesama orang percaya dan penting bagi mereka untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan itu. Persekutuan yang tidak sekedar dilakukan karena suatu rutinitas sehari-hari namun menjadi persekutuan yang memperdalam keimanan, kesungguhan dan kehidupan karena persekutuan dengan-Nya. Memang dalam persekutuan dengan saudara di dalam Tuhan terkadang banyak gesekan di sana sini yang itu membawa kita untuk belajar lebih mengenal satu sama lain. Namun percayalah semakin sering kita bersekutu maka akan semakin dalam pengenalan kita akan orang-orang di sekitar kita. Apalagi kalau kita melibatkan diri dalam pelayanan.  Karena itu agenda gereja yaitu supaya kita saling melayani, saling mengasihi, saling mendoakan di dalam persekutuan yang Tuhan tentukan. Di dalam persekutuan itu kita saling belajar, menguatkan, menghangatkan dan saling mengoreksi sehingga terbentuk suatu komunitas yang saling menerima saudara seiman apa adanya.

Agenda gereja yang lain adalah memuridkan.  Semangat dan gerakan pemuridan semakin memudah seiring dengan perjalanan kehidupan.  Orang lebih senang memberitakan firman Tuhan di hari minggu saja namun tidak dalam kontek membangun relasi di hari-hari. Sehingga firman hanya suatu yang didengar tidak terasa di dalam hubungan sehingga seringkali rasa dari kehidupan kristen menjadi tawar dan hambar.  Karena itu pemuridan yang dilakukan tak sekedar belajar firman namun membangun relasi untuk bisa berbagi dan saling mendukung untuk menerapkan firman Tuhan.  Itu sebab memuridkan bukan hanya tugas satu orang namun semua orang percaya sehingga tiap kali ada orang yang baru percaya bergabung dia langsung masuk dalam pemuridan agar terus mengalami pertumbuhan dan dibangun dalam iman.

Agenda kita yang paling utama dan terutama adalah merayakan kemuliaan Tuhan di dalam kehidupan. Karena kemuliaan Tuhan adalah menjadi sasaran dan tujuan utama.  Di dalam segala aspek, kita tak boleh memuliakan diri namun harus memuliakan nama-Nya.  Ia berlayak untuk menerima pujian dan hormat dari kekal sampai kekal. Jadi pertanyaan saya adalah apakah gereja bersemangat untuk mempermuliakan Dia? Saya harap gereja tak sekedar ada dengan jumlah yang besar dan gedung yang mewah namun kiranya memuliakan nama-Nya.  Aku semakin kecil dan Dia semakin bertambah.  Inilah harusnya menjadi kisah yang mewarnai kehidupan gereja, yaitu Allah ditinggikan di muka bumi ini melalui tiap-tiap orang percaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara