Langsung ke konten utama

Bumbu Kehidupan

Bumbu bukan hanya faktor untuk menyedapkan suatu rasa tetapi memang faktor utama yang menentukan rasa suatu makanan sehingga pertanyaan orang bukan hanya sekedar rasa, tekstur, kenikmatan makanan tetapi lebih dalam lagi sebetulnya bumbu apa sih yang dimasukan.  Bumbu tentu menjadi ciri khas dari seorang master chef.  Itu sebab dalam ajang perlombaan orang bisa masak-masakan yang sama dengan bumbu yang sama namun hasilnya berbeda karena berapa banyak dan cocoknya perpaduan bumbu dengan masakan menjadi kekuatan yang menimbulkan rasa yang semestinya. Orang yang handal mampu memperpadukannya dengan kelihaian dan  seni di dalam bubuhan bumbu dan bahan mentah yang berpadu.  Sehingga sekali kita mencicipinya rasanya sudah membuat kita bergairah untuk melahap makanan itu dan tanpa sadar kita sudah dibuai olehnya. 

Saya termasuk orang senang memasak dan saya dapat mengatakan bahwa masakan saya sangat enak paling tidak itulah pujian anak saya kepada saya.  Menurutnya masakan saya pokoknya dapat diajung jempol. Tentu sesuai dengan selera dan gaya masakan saya yang orang awam. Tak pernah mengenyam pendidikan di bidang itu secara formalitas, tapi hanya melihat di televisi dan membaca buku resep saja. Namun patokan dalam memasakan lebih banyak dipengaruhi oleh "feeling."  Pernah gagal, terutama untuk sesuatu yang baru. Tetapi ternyata bumbu itu, tanpa saya sadar ada dibawah pengaruh saya.  Dipengaruhi oleh perasaan saya, kalau saya memasak dalam suasana nyaman dan tenang serta gembira maka hasilnya memuaskan tetapi bila saya memasang dengan mengerutu, penuh keluhan dan omelan maka hasilnya pun tak sempurna. Karena sebetulnya memasang tak sekedar bumbu berbentuk bahan mentah tetapi juga bumbunya ternyata tersimpan di dalam perasaan, di dalam cinta, dan kegembiraan. Memasak kalau tidak dengan cinta, perasaan gembira tentu akan mendatangkan dampak yang buruk baik pada masakan itu sendiri maupun pada orang yang memakannya.  Makanan itu bisa dimasak dengan ogah-ogahan, ala kadarnya dan hanya memenuhi tuntutan tugas kita saja.  Namun yang memakannya ketika melihat orang yang memasak penuh dengan keluhan dan tanpa keceriaan maka bisa memunculkan rasa hambar alias tidak selera untuk menikmatinya.

Itu sebab bumbu kehidupan harusnya menjadi kekuatan kita untuk terus melangkah melakukan sesuatu dengan suatu keadaan yang penuh sukacita di hadapan Tuhan.  Sehingga sebetulnya apa pun bentuk bumbu kehidupan itu menjadi sesuatu yang tidak begitu luar biasa karena sebetulnya bumbu itu baik adanya dan dibawah kendali kita sebagai chef-nya. Sekarang tergantung bagaimana kita mengolahnya.  Ternyata orang yang kuat, orang yang sukses dalam hidupnya bukan berarti tanpa masalah namun mereka mampu mengelola masalah serta menghadapinya dengan kekuatan iman dan kebersandaran pada Tuhan. Sehingga apapun duri dalam daging bukan menjadi sesuatu yang luar biasa, namun yang luar biasa adalah topangan tangan Tuhan yang tak pernah beranjang dari setiap orang yang bergantung pada-Nya.

Komentar

  1. Titsanium's Titsanium's Titsanium Stakes - TITNIA
    Titsanium's Titsanium titanium ion color Stakes. Designed to titanium jewelry piercing hold the crown of the pot, the Titsanium's Stakes are designed to hold the crown of where can i buy titanium trim the silicone dab rig with titanium nail pot, the Titsanium's Stakes are iron titanium

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Menggarami atau Digarami

Matius 5:13 Matius pasal 5 adalah merupakan bagian dari khotbah Tuhan Yesus di Bukit yang ditujukan kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Yesus mengawali khotbah-Nya dengan menyampaikan tentang “Ucapan Bahagia”, kemudian diteruskan dengan berkata kepada mereka, “Kamu adalah Garam Dunia”. Garam tentu bukan suatu yang asing bagi pendengarnya dan bagi kita.   Namun dari dalamnya kita bisa menemukan beberapa kebenaran yang dimunculkan melalui ayat 13 tersebut:     1.     Orang Percaya adalah “Garam” Kita mengerti garam dan juga mengerti rasanya serta kita juga mengerti fungsinya.   Sehingga garam yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di sini sebetulnya sangat mudah dimengerti oleh semua orang dan pengengarnya pada waktu itu.   Garam adalah merupakan suatu gambaran sederhana yang sengaja diangat untuk menyatakan kebenaran yang besar yang ingin Ia sampaikan.   Tuhan Yesus tidak berbicara mengenai garam yang ada di dapur, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging, p

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara