Langsung ke konten utama

Gereja Diam, Setan Tertawa

Mengapa Setan berpesta dan tertawa gembira? Itu karena gereja lebih memilih diam daripada bertindak nyata. Mungkin kita tak terima dengan pernyataan tersebut namun itulah yang terjadi kursi empuk di dalam gereja dan ac pendingin begitu menyenangkan sehingga orang percaya begitu betah berteduh di dalam ketimbang turun ke jalan menyuarakan dan menghidupi kebenaran. Mother Teresa, William Carey, John Sung, Luther, Calvin, dan masih banyak tokoh Kristen lainnya tidak memilih untuk bersembunyi di dalam realita yang ada namun mereka memiliki sikap yang jelas bahkan tegas sehingga membuat arus tenang menjadi tak senang karena dianggap terlalu berlebihan.  Tapi mereka sadar bahwa mereka harus menggoncang zaman dan tak ingin berada di zona nyaman.  Tak banyak orang yang tertarik karena memang tak betujuan menarik simpatik namun karena hati naruani yang terusik sehingga tak tega dan merasa gerah dengan kesemberautan hidup yang ada.  Karena mereka berjuang apakah laku kemudian mendulang pujian?  Tentu saja tidak, berbagai penolakan datang silih berganti karena begitulah reaksi gereja sejak dahulu kala.  Seribu bahasa bila dibutuhkan jawaban segera.  Gereja terlalu banyak mengurus organisasi, harga diri dan rapat-rapat instansi yang katanya demi kemajuan misi ilahi.  Namun dibalik semuanya itu tak ada isi yang berarti yang ada hanyalah biaya yang harus keluar dengan anggaran yang kadang tak pasti hasil yang dicari. Gereja lemah dalam bersuara tetapi kuat dalam berdiam atas nama berdoa kepada Tuhan. Akhirnya, Setan-setan pun berpestawa pora dan tertawa karena gereja gagal beraksi namun sangat kuat berorasi.  Kenyataan ini memang pahit untuk di telan dan dicerna oleh lambung kita yang sehat namun tidak bagi mereka yang sudah terbiasa menikmati zona itu.

Karena itu memang penting bagi gereja untuk memberitakan firman dan menjalankan dalam kehidupan nyata sehingga gereja tak sekedar hadir di dalam gedungnya namun juga hadir di luar bagi dunia.  Kita gagap untuk berhadapan dan menjawab pernyataan-pernyataan teologi Zakir Naik tentang keberadaan Kristus.  Yang sebetulnya Zakir Naik tak paham apa yang diucapkannya, apalagi sangat tak etis mengkritisi iman Kristen menurut pemahaman sepihak tanpa mempelajari Alkitab.  Akhirnya Zakir Naik pesta besar, dan di dalam Youtube bermunculan pernyataan-penyataan konyol Zakir Naik yang tak sesuai dengan isi Alkitab yang dia sendiri dengan bangga menyatakan bahwa dia seakan mampu menjawab semua pertanyaan.  Celakanya banyak orang Kristen yang tak paham dengan pemahaman imannya lalu terombang ambing kemudian hanyut mengikuti pernyataan Zakir Naik.  Kini muncul pengajar-pengajar sesat dan guru palsu yang mengombang-ambingkan iman Kristen.  Di Eropa beberapa orang muncul dan mengklim bahwa mereka adalah "Yesus Kristus" yang hadir dalam bentuk yang baru.  Di Rusia Torop mengklim kalau dirinya adalah "Yesus" dan celakanya banyak orang yang percaya dan menjadi pengikutnya.  Aliran radikal mengatas namakan agama bermunculan di Indonesia.  Namun bagaimana sikap gereja menyingkapinya?  Gereja diam seribu bahasa! Kata-kata rohani yang penuh basa basi pun di glontorkan, "kita harus mengasihi, tidak perlu marah, tidak perlu mengkritik, tidak perlu ini dan itu,...."  Bahasa kasih kita begitu senyap dan fasip.  Kita tentu harus berdiri dan menjawab semua persoalan yang ada menurut kebenaran Alkitab, memang benar bahwa tak perlu berjuang dengan pedang atau kemarahan namun perlu bagi kita untuk melakukan sesuatu yang semesti. Kita harus menjawab pernyataan Zakir Naik tentang Ketuhanan Kristus.   Kita harus menjawab tentang fenomena klim-klim diri sebagai Yesus.  Kita harus menjadi jawab atas berkembangnya kelompok radikal di Nusantara.  Tidak perlu diam, kalau diam Setan-setan akan tertawa dan berpesta pora, imbasnya banyak orang yang menjadi korban dan menderita.  Di sana kita harus berdiri secara tegas dan kuat menyatakan iman Kristen kita dan menguatkan yang lain.  Inilah fakta-fakta yang di hadapi para Nabi dan Rasul, mereka berhadapan dengan raja, guru-guru palsu dan kelompok-kelompok radikal mereka berani melawan kesalahan yang ada dan mengoreksinya sehingga memang dibutuhkan harga untuk mendirikan kerajaan Allah, itu pun bisa nyawa kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat memandang ringan hak kesulungan

“ . . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Kejadian 25:34 Ada beberapa alasan mengapa di dalam Alkitab dicatat bahwa Esau memandang ringan hak kesulungan itu: 1.   Karena dia berkata bahwa hak kesulungan itu tidak ada gunakanya baginya sebab, menurut Esau sebentar lagi dia akan  mati, ayat. 32. 2.     Karena bagi Esau hak kesulungan sejajar dengan makanan dan minuman (kacang merah), ay. 34. 3.       Karena Esau mempunyai nafsu yang rendah, Ibrani 12:16. Penting bagi kita untuk melihat kegigihan Yakub yang berusaha mendapatkan hal kesulungan tersebut dan merebutnya dari Esau. Yakub yang adalah adik Esau justru memandang pentingnya hak kesulungan itu. Dia meminta kepada kakaknya Esau melakukan barter roti dan masakan kacang merah untuk ditukarkan dengan hak kesulungan. Dalam hal ini kita bisa belajar bahwa ketidakmampuan Esau dalam menghargai anugerah Tuhan, bisa saja membuat Esau bernafsu rendah dan secara mudah menyerahkan hak kesulu

Kekristenan yang bertumbuh

Pertumbuhan merupakan suatu taget dari kehidupan Kristen.  Ketika seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka sejak itulah ia harus mengalami suatu pertumbuhan iman.  Sehingga ada istilah pertumbuhan gereja yang sebetulnya memiliki makna bukan gereja dalam arti bangunan, organisasi atau jumlah kegiatannya tetapi pertumbuhan orang-orang di dalamnya.  Dan itu melingkupi jemaat, pengurus termasuk pelayanan atau hamba Tuhan di dalamnya.  Ketika orang-orangnya banyak dalam kuantitas tetapi tidak bertumbuh dalam kualitas maka sebagai pemimpin gereja saya rasa menjadi sangat perlu bagi gereja untuk segera berbenah diri dan mengarahkan tiap-tiap orang pada pertumbuhan seperti yang Ia kehendaki. Pada siapakah gereja harus bertumbuh? Gereja harus bertumbuh pada pengenalan yang dalam akan Dia, pelayanan yang berfokuskan Dia dan kebanggaan akan Dia.  Bagaimana Kekristenan menghidupi firman Tuhan dalam hidupnya, melayani Dia, hidup benar dalam setiap ruang lingkup kehidupan dan menjadi gara

Panggilan menjadi seorang hamba Tuhan

Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya,  adalah orang bebas, milik Tuhan .  Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya . 1 Korintus 7:22. Panggilan menjadi seorang hamba Tuhan adalah merupakan panggilan yang sangat mulia.  Memang tidak banyak orang yang berminat untuk memutuskan menanggapi panggilan Tuhan dengan menyediakan diri dengan melayani-Nya sepenuh waktu.  Banyak alasan yang disampaikan mengapa hanya memilih partime atau paruh waktu saja.  Dan bahkan ada yang dengan terang-terangannya menolaknya dengan tidak melayani sama sekali. Dulu saat ditanya, "apakah kamu mau menjadi hamba Tuhan, seperti papamu?" Maka dengan sengera saya menjawab tidak! Saya mau menjadi pilot, atau kalau tidak mau menjadi polisi.  Tidak ada bayangan sama sekali ingin menjadi seorang hamba Tuhan.  Sebab menurutku menjadi seorang hamba Tuhan tidaklah enak.  Penuh pergumulan dan tantangan, tidak punya uang yang cukup dan tida