Sebab
itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi
sama seperti orang-orang yang
tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya
yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena
kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
Efesus
4:17-18.
Hidup baru merupakan
mutu dari kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan. Lama dan baru adalah
sebuah istilah yang paling mudah untuk kita dipahami menunjuk pada identifikasi
makna dan keberadaan keduanya. Baru dan lama menegaskan tentang status
seseorang, sesudah dan sebelumnya. Maka,
saat kita membaca tulisan Paulus pada bagian ini orang percaya dibawa untuk
melihat situasi kehidupan terkini sebagai orang yang sudah menerima anugerah
penebusan dalam Kristus untuk melihat keberadaan masa lalu yang penuh dengan
kekacauan dan hidup dalam kegelapan yang membinasakan. Itu sebab Paulus
menghimbau setiap orang percaya di Efesus agar meninggalkan cara hidup yang
lama dan berpaling kepada cara hidup di dalam Kristus.
Kehidupan di luar
Kristus diwarnai dengan cara hidup yang mengerikan; tidak mengenal Allah, pikiran
sia-sia, pengertian gelap dan jauh dari persekutuan dengan Allah karena
kebodohan dan kedegilan hati mereka. Karenanya seseorang sudah mati rasa yang
kemudian membawanya kehilangan segala gairah untuk melakukan sesuatu yang
benar. Dalam surat Robert Burns, kepada seorang sahabat muda, “Aku berusaha menghindarkan dosa dan bahanya
menyembunyikannya, Tetapi, oh, dosa itu mengeras dalam diriku dan mematikan
segala perasaan.” Dosa melumpuhkan
perasaan seseorang yang kemudian mengakibatkan perasaan seseorang menjadi keras
membatu. Dosa telah sukses menawan hati
dan hidup manusia sehingga jalan hidup mereka menjadi bengkok dan sesat
sampai-sampai sang pelaku tidak sadar bahwa diri mereka melakukan dosa. Karena itu, dosa begitu berkuasa atas diri
manusia dan menguasai kehidupannya sampai-sampai manusia telah sangat
bergantung pada hawa nafsunya. Jauh dari
Allah seakan tidak masalah yang penting bisa memuaskan seluruh hasrat diri
sepuas-puasnya.
Namun tidak demikian
dengan mereka yang sudah hidup di dalam Tuhan.
Mereka harus menyalibkan keinginan daging karena mereka telah mengenal
Allah. Mereka tidak boleh lagi hidup dalam pikiran yang sia-sia, tidak boleh
lagi memiliki pikiran yang gelap karena mereka telah mengalami pembaharuan
budi, tidak boleh lagi bodoh dan degil karena mereka telah ditebus dan
dipanggil untuk mengerjakan pekerjaan yang baik. Kalau dulu hidup untuk
kepuasan diri maka setelah mengenal Dia, hidup harus dipergunakan untuk
kemuliaan nama-Nya. Kehidupan yang baru telah membawa orang untuk mengenal
kebenaran agar tidak tersesat disetiap langkah kehidupan. Dia yang menjadi
pemimpin, penolong dan pengendali kehidupan kita. Jangan mau menjalani hidup
yang kotor lagi namun jalanilah hidup yang suci yang telah Allah berikan kepada
mereka yang ditebus-Nya. Karena itu,
marilah kita jalani kehidupan baru kita dengan elegant dan menyenangkan hati
Tuhan.
Komentar
Posting Komentar